Minggu, 18 Mei 2014

Memasang Telescope/Riflescope dan Permasalahannya



Artikel ini adalah catatan saya yang berisi tentang cara pemasangan rifle scope yang saya anut sampai saat ini. Pada awalnya saya hanya ingin mencatat cara saya memasang rifle scope. Namun saat saya menyusun artikel ini dan belajar kembali dari berbagai sumber, ternyata perkara sepele yang biasa saya lakukan telah berubah menjadi topik yang panjang dan kaya. Catatan ini akhirnya dibuat sebagai memoir saya dari pembelajaran saya mengenai pemasangan rifle scope sehingga bila dalam perkembangannya terdapat cara lain yang lebih baik, cara ini dapat saya koreksi di lain waktu.
Walaupun biasanya mudah, tampaknya memasang rifle scope sendiri bisa menjadi urusan yang rumit jika semakin didalami. Jadi suatu hal bisa dibuat sederhana ataupun rumit tergantung ketertarikan seseorang. Bagi saya, semakin mempelajari urusan yang satu ini, maka semakin banyak potensi permasalahan yang bisa timbul.


Sebelum membuka artikel ini perlu saya peringatkan bahwa artikel ini memiliki banyak ilustrasi atau gambar yang akan berpengaruh pada internet berbasis kuota dan mungkin sulit terlihat pada kualitas jaringan internet yang buruk.

Permasalahan yang berpotensi timbul dari pemasangan rifle scope (atau yang biasa disebut tele atau scope saja) yang saya dapatkan yaitu:
1. Perbedaan arah sumbu antara komponen yang berkaitan (misalignment)
Dalam memasang sebuah scope, kita mencoba menempatkan sumbu pengelihatan kita sejajar dengan lintasan mimis. Namun dalam praktiknya, ternyata untuk menyatukan dua garis ini ternyata tidaklah sesederhana yang diharapkan. Dalam memasang scope kita berurusan dengan beberapa komponen yang memiliki sumbunya sendiri, yaitu mulai dari sumbu base rail, sumbu mounting, sumbu pengelihatan telescopic, sumbu laras, dan lintasan mimis. Untuk menyatukan semua sumbu ini walaupun tidak sederhana namun seringkali mudah dilakukan karena kita biasanya mengabaikan beberapa sumbu yang ada dan tinggal melakukan pengaturan pada rifle scope untuk meletakkan cross hair pada titik tumbukan mimis (POI, point of impact). Kita baru sadar ternyata banyak faktor yang berperan saat batas pengaturan rifle scope (elevation dan windage) telah mencapai batasnya, namun kita belum dapat menemukan titik temu antara cross hair dan POI.
Dalam pemasangan scope, kita akan menemukan beberapa komponen yang saling berkaitan dan setiap komponen itu memiliki sumbu panjangnya sendiri yang kadang berbeda-beda arah atau sudutnya. Untuk menjelaskan keadaan itu dapat disimak pada ilustrasi di bawah ini.


Perbedaan arah sumbu itu disebut juga misalignment. Kondisi misalignment ini bisa ditemukan antara laras, reciever, scope mount base, bahkan lintasan mimis. Kondisi misalignment ini akan jarang atau tidak ditemui pada produk yang berkualitas baik. Baik senapan maupun mountingnya.



Untuk membuktikan adanya perbedaan antara lintasan mimis dan laras kita dapat menggunakan suatu alat yang dinamakan laser bore sight. Alat ini digunakan untuk membantu melakukan zero pada senapan. Alat ini telah dikalibrasi oleh pabrik sehingga sinar laser berjalan pararel ataupun berimpit dengan sumbu panjang laras. Setelah dipasang pada ujung laras kemudian scope diatur (di-zero) sehingga cross hair berada di tempat laser menunjuk. Secara logis, mimis yang ditembakkan akan jatuh pada cross hair ataupun di atas atau di bawah cross hair (tergantung jarak zero). Namun pada kenyataannya terdapat variasi di mana mimis jatuh di sebelah kanan maupun kiri dari cross hair. Penjelasan yang mungkin untuk fenomena tersebut adalah antara arah laras menunjuk dan arah lintasan mimis pada bidang horisontal tidaklah sama/pararel.


Misalignment sering tidak disadari karena pengaturan windage (posisi horisontal, ke kanan atau ke kiri) pada scope masih dapat mengompensasi gejala ini. Namun pada perbedaan sudut yang terlalu besar, hal ini tidak dapat dilakukan karena pengaturan windage pada scope memiliki keterbatasan. Saat pengaturan telah mencapai batasnya, berapapun putaran yang diberikan pada knob turret, tidak akan menggeser cross hair. Bahkan disarankan tidak memutar knob sampai maksimal karena dapat menyebabkan tabung bagian dalam scope menjadi bengkok.
Solusi untuk masalah ini adalah menggunakan mounting yang memiliki misalign compensator (tapi jenis ini jarang sekali tersedia). Hal yang mudah dilakukan adalah mengganjal ring bagian belakang menggunakan karton/kartu nama/plat tipis. Ganjal ini diletakkan di bagian sisi yang mana pengaturan windage scope sudah tidak mungkin lagi ditambahkan. Sederhananya, jika pengaturan windage ke kanan sudah maksimal, maka ganjal diletakkan pada bagian sisi kanan dalam dari ring scope mount yang belakang.
Mounting yang terdiri dari dua bagian (two pieces) sering sekali mengalami masalah misalignment ini. Sedangkan pada mounting yang terdiri dari satu bagian (one piece) misalignment biasanya lebih jarang. Namun mounting two pieces memiliki keunggulan dalam penempatan di reciever di mana mounting jenis ini lebih fleksibel. Sedangkan mounting jenis one piece biasanya dihadapkan pada permasalahan penempatan di mana kadang kala menghalangi tempat untuk memasukkan mimis.

2. Posisi reticle pada rifle scope terhadap posisi senapan
Posisi reticle sendiri terhadap senapan diharapkan tegak lurus antara bidang horisontal senapan dengan garis vertikal reticle. Atau yang paling diharapkan, posisi reticle vertikal berada segaris dengan pusat/sumbu dari laras. Maksudnya agar pengaturan pada salah satu komponen rifle scope (elevation saja atau windage saja) hanya menggeser POI pada satu bidang saja. Namun sering pada prakteknya saat kita hanya ingin memanipulasi salah satu knob turret pada rifle scope, ternyata POI jatuh pada bidang yang tidak diharapkan.
Contoh kasus: Misalnya saat kita memutar knob turret sebanyak 10 klik ke arah kanan untuk mendapatkan pergeseran sebanyak 2 mm ke arah kanan, ternyata mimis jatuh 2 mm ke arah kanan namun  juga menyimpang 1 mm ke arah atas. Konsekuensinya kita memutar lagi 5 klik turret untuk mengatur elevation ke arah bawah. Hasilnya POI memang turun kembali ke bidang asal namun juga sedikit bergeser kembali ke arah kiri. Membuat frustasi dan makan waktu untuk melakukan zero.
Untuk meminimalkan pergeseran POI ke bidang yang tidak dinginkan, maka pemasangan scope diusahakan separalel mungkin terhadap laras. Sebenarnya jika memungkinkan, dilakukan separarel mungkin dengan lintasan mimis. Namun karena hal ini sulit dilakukan, maka memposisikan reticle vertikal tegak lurus dengan bidang horisontal senapan adalah pilihan yang paling mudah.
Untuk kepentingan ini maka kita membutuhkan alat bernama water pass. Alat ini dapat membantu memposisikan suatu bidang datar pada bidang yang dibentuk sudut 0 dan 180 derajat (arah pukul 9 dan 3 laras). Dengan memosisikan laras/receiver dan scope pada bidang yang sama, diharapkan kedua arah komponen ini pararel pada bidang horisontal.
 
3. Pergeseran kedudukan mounting terhadap mount base
Sebuah rifle scope yang telah ditempatkan dengan baik bahkan dapat mengalami perubahan posisi seiring waktu. Permasalahan ini dapat disebabkan oleh desain mounting dan base yang kurang dapat menolerir hentakan senapan (recoil) maupun guncangan saat transportasi atau mobilisasi. Pergeseran yang sering didapatkan adalah pergeseran ke depan ataupun ke belakang dari mounting terhadap rel base. Akibatn pergeseran ini POI akan bergeser ke atas atau ke bawah. Akibat lain dari pergeseran ini adalah perubahan luas area pengelihatan (lapang pandang) maupun ketajaman reticle dalam scope akibat perubahan jarak exit pupil dan eye relief.


Exit pupil sendiri dapat dijelaskan sebagai diameter bukaan cahaya yang melewati bagian paling belakang dari sistem scope. Prinsipnya semakin besar pembesaran scope maka diameter exit pupil akan semakin kecil. Sedangkan eye relief dapat dijelaskan sebagai jarak maksimal antara bagian paling belakang dari lensa menuju bagian terdepan mata (kornea), di mana pada jarak ini didapatkan lapang pandang yang penuh. Prinsipnya semakin besar pembesaran, maka eye relief akan semakin pendek jaraknya.
Pada senapan dengan recoil yang jelas dirasakan seperti senapan jenis spring piston/per, mount base biasanya dilengkapi dengan beberapa lubang yang berguna untuk menancapkan sekrup yang berfungsi sebagai jangkar. Sekrup ini dinamakan stopper dan lubangnya dinamakan stopper hole. Jangkar ini akan mencegah mounting bergeser terutama ke belakang pada siklus menembak senapan jenis ini. Pada senapan jenis pneumatik seperti PCP (Pre Charge Pneumatic, senapan gas) dan multi pump (uklik), hal ini biasanya tidak menjadi masalah sehingga tidak ditemukan adanya stopper hole.
Cara lain yang biasa dilakukan untuk mencegah mounting meluncur sepanjang base adalah dengan menggunakan mounting yang memiliki dua sekrup pengencang, ataupun menggunakan mounting panjang (one-piece).
Mount base yang kita kenal dinamakan dovetail rail dan biasa digunakan pada kebanyakan senapan angin. Selain mount base berbentuk dove tail, juga dikenal desain lain yang biasanya digunakan pada senjata api, misalnya weaver rail dan picatinny rail.

Semoga bermanfaat. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.
Sumber referensi : pancanaka-airgun.blogspot.com

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar